Perempuan dan Laki-laki

Ada dua jenis manusia jika berdasarkan  gender yaitu pria dan wanita. Apakah pembedaan itu memberikan arti begitu dalam? Tentu saja! karena laki-laki dan perempuan memiliki cara pandang, sikap hingga cara penyampaian isi pemikiran yang berbeda. Dan apa hal tersebut akan berpengaruh kepada kedamaian dunia? jelas! apalagi jika dilihat dari banyaknya kasus-kasus dan isu perihal pecahnya hubungan dan kongsi atas ketidak samaan frekuensi yang dimiliki oleh dua orang insan.

Hal ini aku mulai pelajari dari bagaimana mama dan ayahku bertingkah. Oke, dimulai dari deskripsi kali ya. mamaku adalah tipikal perempuan banget dengan tingkat ke cerewetan yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan profesinya yaitu guru SMA. Mama sangat suka ngobrol dengan siapapun. Terbangkan mama ke pelosok naik pesawat atau mobil 2 hari 1 malam maka mama akan punya cerita tentang siapa teman duduk mama, apa keunikannya, apa cerita seru dibalik kehidupannya hingga mungkin mama akan mendapat info mengenai kenek bis dan supir bisnya. Bisa dikatakan, mama adalah pencari informasi terjitu ala ibu-ibu. 

Berbeda dengan ayah yang sangat laki-laki banget. Ayah agak pendiam, cukup lucu dengan guyon ala bapak-bapaknya dan merupakan pemikir yang luar biasa. Segala hal perlu dipertimbangkan untuk meminimasi segala kerugian dimasa depan. Begitulah tipikal pemikiran ayah selaku laki-laki lulusan teknik kimia. Ayah jarang berbicara. Sungguh! sejarang itu. Tapi aku sering ngobrol hangat dengannya dan aku bangga karena aku menjadi satu dari beberapa perempuan yang dapat menerima rentetan cerita dan guyon bapak-bapak darinya. 

Dari ayah dan mama aku sadar bahwa memang perempuan dan laki-laki diciptakan untuk hal yang berbeda. Sekeren itu Tuhan hingga segala hal di laki-laki akan menjadi pelengkap untuk perempuan begitu sebaliknya. Dan bahtera rumah tangga bukan tempat melengkapi dan menerima kekurangan tapi soal menguatkan dan menopang harapan. Ayah dan mama contohnya. 

Mama ketika lelah akan banyaaaaaak banget cerita. As woman usual lah ya, seperti aku juga. Ingin didengarkan, mencurahkan seluruh jiwa raga hingga kasih sayangnya kembali terisi untuk disebarkan dirumah dan murid-muridnya. Berbeda dengan ayah yang memilih tidur dan mengunci kamar ketika baru pulang dari kerja. 

Sebagai anak rantau, bisa dipastikan dengan siapa informasi soal tiara tersebar kepada keluarga.Tentu melewati mama. Dalam ranah pencarian informasi berkaitan dengan anak, mama akan menjadi spy dan ayah adalah pusat control dan servernya. Cerita kepada mama maka akan dipastikan kurang dari 2 jam ayah sudah tau. Tapi kalau cerita dengan ayah, bisa laah diberikan ikatan janji "jangan sampai mama tau ya yaaah". Kalau aku hanya minta jangan ngomong ke mama, mungkin ayah akan memilih memberitahukan lewat whatsapp? well, ayah mamaku cukup cerdas soalnya haha.

Berbicara soal komunikasi, mama sebagai perempuan akan berkomunikasi dengan hatinya sebagai basis untuk mengeluarkan kata-kata. Dan ayah, dengan data dan solusi sebagai basis. Persis seperti pemaparan buku man from mars and woman from venus. Untuk jumlah kata, jelas lah yaa jumlah kata perempuan lebih banyak dari laki-laki dan kalian bisa searching sendiri di mbah Google. 

Then, apakah perbedaan ini akan menciptakan peperangan? sungguh mungkin saja. Untuk itulah, Allah telah mengingatkan hambanya untuk bisa saling mengenal dan mempelajari bukan?

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat: 13)

Selamat mempelajari kehidupan! Dan selamat berkomunikasi dengan perempuan (atau laki-laki) haha

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Kewarasan

Edisi Hari #1 Menoreh Pagi

Tentang Berkembang