Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Terjebak dalam pemikiran

Manusia oh manusia Tuhan sang pencipta saja sudah membuat kamu benas dan terbang dengan pemikiranmu Ia sadar kamu akan kembali dan pasti selalu kembali karena hatimu fan ragamu segalanya adalaha milikNya Oh manusia Apalagi ayah dan ibumu Iya hanya ingin jiwamu kokoh menyongsong langit masa depan Dengan sorot mata ambisi melawan asumsi dan probabilitas prediksi Orang tuamu hanya ingin kau bahagia dan bonusnya bermanfaat bagi sekitar Tak sia sia jutaan menit dihabiskan mendoakanmu Oh ya Tapi kamu dan dirimu menjebakan diri dalam kamar sempit di fikiranmu Kamu dan jiwamu yang rapuh atau kau biarkan terlena menikmati rasa sakit dan rasa kecewa Kamu dan angan angan atas entah siapa itu yang berhasil memecah belah seluruh harapan dan kepercayaan dirimu Kamu lah penjahat yang menjebakan dirimu pada kamar patah hati itu.

Selain Ilmu dan Amal

Pernahkah kalian mengalami momen ketika kalian butuh insight, pencerahan, lagi haid tidak bisa sholat istikharah namun Masya Allahnya semua pihak menunjukan value dan saran yang sama? Ya, aku pernah.  Ketika hal ini berkaitan dengan penilaian atas seseorang, kadang aku dibutakan oleh silaunya sinar majelis ilmu. Aku yang dulu menilai bahwa orang yang bersusah payah di majelis ilmu semua adalah orang baik even lebih baik dari pada orang yang tidak. Namun ternyata aku tidak bisa menilai manusia dari apa yang nampak. karena semua soal hati, baik dan buruk soal bagaimana hati kita dan itu tiada yang tahu. Ayah mengingatkanku bahwa manusia pasti ada baik dan buruknya. Ayah mengingatkanku bahwa banyak orang diluar sana, yang datang kajian, yang terlihat haus mencari ilmu hanya mampu menelan nilai agama hingga lidah dan kerongkongan. Ayah mengatakan kembali bahwa tiap manusia itu tak bisa dinilai dari bagaimana dia berpakaian saja, harus dilihat bagaimana dia bersikap dan memperlaku