Menjaga Kewarasan

Dulu aku percaya bahwa ketika kita baik, maka orang akan baik padaku. Ternyata, pemahaman ini salah dan begitu meleset because we canot expect what people do with us. Anggapan dan kepercayaan bahwa orang akan baik ke kita karena kita baik menurutku kurang tepat.

Dengan anggapan seperti itu, banyak yang akan terluka dan sebagian besar adalah hatimu sendiri. Banyak orang yang berbuat sewenang-wenang didunia ini. Salah satu pelajaran yang saya pelajari adalah berbuat baiklah pada seluruh mahluk Tuhan, tidak peduli baik atau tidak karena semua yang bernafas dan bernyawa berhak mendapatkan kebaikanmu. That it. 

Lalu, setelah berbuat baik kepada yang lain, maka apa yang haru dilakukan? Yang kedua adalah menjaga hati dan menjaga pemikiran agar tetap di titik nol. Sulit? jelas. Justru disini kesulitannya. Merasa baik itu tidakboleh, merasa bersalah dan berfikir kenapa ya orang berbuat seperti itu padahal kita sudah berusaha baik menurutku ada batasnya. Menjaga tetap waras, menjaga hati agar tidak naik atau turun. Santai saja. Jalani saja. dan justru hal tersulit adalah tidak memiliki tendensi apapun. 

Dan meurutku, dewasa adalah soal mengendalikan hati dan pikiran. Tidak reaktif, membalas dengan segala emosi marah. Walau tetap eminta maaf, meminta tolong dan terimakasih tetap harus dilakukan.

Satu hal yang aku tau, kita tidak bisa mengendalikan badai bukan? yang bisa kita kendalikan adalah kapal kita.

#ntms

Dari Abu Hurairah r.a bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada nabi saw "berilah aku wasiat" beliau menjawab "jangan marah!" Orang itu mengulanginya berulang-ulang, kemudian nabi saw bersabda "Engkau Jangan Marah!"

Maka salah satu jalan, jangan marah maka engkau akan masuk surga. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Edisi Hari #1 Menoreh Pagi

Tentang Berkembang