A life of Home

Warning : tulisan ini penuh curhatan

Sembari menunggu ayah yang sedang mengurus segala administrasi untuk bertemu dr Eddy (dokter pulmo dan onkologi mama), aku terfikir untuk menuliskan catatan ini. Sebagai bukti bahwa ya, kita as family melakukan perjuangan ini bersama sama. 

Sejak beberapa bulan lalu (tepatnya bulan mei) Saya menjadi pengunjung harian dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Dimulai dari Rumah sakit swasta di Cilegon dan melihat mama di diagnosa TBC dan harus menjalani obat yang sungguh berat. Kondisi awalnya masih bisa ketawa ketawa, jalan jalan, makan bakso lalu minggu kedua mei sungguh lemah tak berdaya, gabisa jalan dan muntah muntah kalau makan. Se drastis itu. Melihat kondisi mama yang semakin menurun plus rasa ketidak percayaan sama rumah sakit yang juga memudah (cie ellah). Aku mulai mendesak aya untuk cabut dan move. Tentu dengan analisa matang soal pro cons untuk opsi-opsi yang ada. 

Kita akhirnya masuk ke Siloam Hospital dan dr spesialis paru parunya (yang sampai skrg jadi dr mama) langsung minta ct scan, ronsen dan mengatakan stop semua obat tbc. 7 hari di siloam aku melihat perkemvangan yang mantap dari mama. Mama yang kondisinya ga bisa makan karena obat yang cukup kuat sekarang bisa membaik. Akhir kita mengeluarkan dari siloam adalah karena dr eddy mengatakan untuk merujuk mama ke dharmais sehingga penanganan biopsi bisa dilajukan disana. Allah maha Baik, kami tau dr tersebut dokter baik karena kami bisa mendiskusikan mengenai dana yang harus kami siapkan dan kemunkinan asuransi yang bisa dipakai. Karena sudah keluar masuk runah sakit 3x, plafon asuransi kesehatan yang menanggung mama sudah kena (kisarannya puluhan jt mungkin) dan dr Eddy menyarankan pakai BPJS untuk segala tindakan selanjutnya either kemoterapi atau tindakan lain. Bismillaah kita ikuti. 

3 bulan mama tergeletak di tempat tidur membuatku menyadari bahwa peran perempuan begitu besar dirumah. We Suppot and Giving a Life for Home. Memastikan rumah bersih, pakaian bersih, memastikan ada bahan makanan, memastikan semua anak dan ayah makan dll. Banyak banget haha. Tapi yang paling menantang ya membuat rumah menjadi penuh harapan dan kehidupan.

Mama always shows that Allah has great place, what we can do as human is ikhtiar as a part of sabr and pray as a part of iman. She is really great teacher of life. Mengajarkan dengan perbuatan dan nasihat yang mungkin sama metodenya antara ke anak maupun ke murid. She put herself as a partner, friends, sister and parents in the same time. Mama adalah seorang guru SMA, yang masya Allah mendidik dengan sepenuh hati.
------------------------- ::::::::::::::::::::----------------------------------
Ketika 3 bulan sakit, mama selalu cerita ke sahabatnya bahwa ia ingin segera sehat, kembali mengajar dan bertemu muridnya. Ia merasa sedih meninggalkan murid-muridnya dan melepas tanggung jawabnya sebagai pendidik. Mama always show her empathy, her feeling, resillience and also tough. Tahun ini mama menghandle kelas 12 dan mama rela ketika sedang lemahnya, datang dan menghandiri perpisahan kelasnya saking sayangnya dengan murid-muridnya.

Rumah selalu ramai ketika sore dengan ramai riuh tertawa dan candaan mama dengan murid lesnya. Ada yang peserta OSN provinsi, ada yang hafizah, ada yang anak petinggi BUMN, ada yang dokter dll. Mama selalu menyamakan murid-muridnya, selalu adil atas hak-hak muridnya. Mama mentreat murid-muridnya dengan cara yang berbeda karena mama paham tiap manusia diperlakukan berbeda.

Ketika ada seorang murid yang meminta remidial untuk kenaikan (mudi ini cukup bermasalah) mama tidak memberikan soal remidial, yang mama minta hanyalah dia meminta maaf, bertekuk pada orang tuanya. Mama oh mama, Mendengar cerita itupun aku hanya merinding.

Peran mama jelas begitu penting dalam diriku adik-adiku hingga ayahku. Wanita asli jawa tengah yang saat kuliahnya bekerja dan segitu senengnya bekerja dan menghasilkan gaji sampai puluhan kali lipat dibandingkan gaji pertama mama ketika PNS. Mama yang rela melepaskan pekerjaannya karena nurut dan manut dengan eyang kakung. Mama yang rela memperjuangkan pindah tempat karena suaminya berbeda kota. Mama yang cerdas menggeer jam les muridnya karena harus caw ke bandung mengetahui anaknya kena mag karena makan seblak pedas. Mama yang memaksa anaknya daftar smp sendiri tapi ngeikutin dan punya banyak mata-mata di SMP anaknya. Mama yang ....
benar benar menghidupkan rumah dan diriku . Mama yang menjadikan aku, aku.

Mama yang ketika sakitnya selalu menanyakan kapan waktu adzan karena ingin lekas sholat. Mama yang sangat memperhatikan kebersihan dan kehalalan makanan. Mama yang memperhatikan bagaimana kesehatan, makanan hingga waktu tidur kami. Jangan heran aku terbentuk sedikit bawel yaaa karena mama hehe

Sungguh, rindu pada mama. Sempat aku terfikir apakah rumah akan sama tanpamu? tentu tidak.

Mama telah hidup di hati kami dan akan selalu hidup seiring dengan kami tumbuh dan belajar. Karena disetiap darah kami ada asimu, karena di setiap daging kami ada perjuanganmu.

Apakah aku nangis saat saat itu tiba? Aku tidak ma. Ayah menangis, adhin bingung sambil terisak. Aku tau, saaat itu aku harus menggantikanmu menguatkan mereka saat itu. Tenang maaa, aku akan memastikan sarah lulus SMA dan masuk kuliah yang dia inginkan. Aku akan memastikan ayah makan dengan benar. Aku akan memastikan adhin lulus kuliah, bertoga dan menjadi pria lebih kuat dan bertanggung jawab. Aku, ayah, adhin dan sarah akan terus berjuang seperti apa yang engkau ajarkan hingga helaan nafas terakhirmu. Kami akan wujudkan satu persatu impianmu. Insya Allah kami ga sedih ma, bahkan detik ketika aku dan ayah memandikan mama dan melihat mama tersenyum, kami sungguh lega. Tapi, maaf, aku masih menangis ketika membaca surat al mulk dan ar rahman :( hanya saja, rindu, itu surat kesukaanmu kan?

Ma, sekarang tugasku menumbuhkan kehidupan untuk keluarga kita dan insya allah untuk keluarga kita lainnya (when the mr right comes). Maafkan aku belum maksimal ma menjadi putrimu, biarkan aku menjadi amal jariyahmu.

Allahumma firlahaa warhamhaa waafiha wa'fuanhaa
Salam sayang dari hati yang selalu merindu
Tiara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Kewarasan

Edisi Hari #1 Menoreh Pagi

Tentang Berkembang