Mandiri dalam berpikir

Saat pertama meninjakan kaki di kampus Gajah, saya pernah merasakan intimidasi atas lingkungan kepada internal dri saya. Saya datang sebagai gadis dari kota serang yang banyak bahkan tidak tau dimana serang itu. Saya datang dengan badan besar karena bongsor dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan teman-teman dari jakarta bandung yang cantik ganteng rapih dan langsing. Saya datang dari keluarga biasa saja bukan dari keluarga elite seperti teman-teman lain yang obrolannya adalah "sudahkah anda mencoba starbucks baru di Dipati ukur?"

Rendahnya tingkat kepercayaan diri saya dulu pernah menggiring saya menjadi pribadi yang agak rendah diri. Saya takut mengutarakan ide saya. Saya takut untuuk terlihat berbeda and yeah people will judge me. Saya takut tertinggal karena tidak ada yang mengajak saya. overthingking memang tapi saya yakin, pemikiran ini pernah dirasakan oleh banyak pihak dan salah satunya adalah saya dimasa itu. 

Perasaan takut dan ketergantungan atas apa yang dinilai oleh orang lain semakin lama semakin membentuk saya untuk jadi orang yang tidak mandiri bahkan dalam hal berfikir. Sedangkan saat ini saya tau merdeka dan mandiri dalam berfikir adalah hak dari semua orang yang bertanggung jawab. You are the owner and the only owner of what you thought. Thats all. dimulai dari berfikir hingga menghasilkan sintesa hipotesis hingga kemudian mencari tau info untuk pembuktian atas hipotesa itu either salah atau benar it is okay atleast you are searching for the truth and you will having the assumption based on the reality. then the siclus will begin. 

Ketakutan untuk memiliki asumsi awal akan menghambat seseorang untuk penasaran dan mencari tahu. Hal itulah yag kemudian merujuk pada sistem otak yang hanya ingin menerima and taking information easily. Padahal mau kamu hanya stand to on point atau melawan atau diam pun kamu akan tetap di judge! sudah naluriah manusia menilai dan siap tak siap kamu akan dijudge. Yang kamu bisa lakukan yaa fokus pada pemikiran, dengan apa yang diutarakan dan bertanggung jawab atas itu. Thats All. 

Saya pernah dan kadang diingatkan sama teman saya bahwa saya kurang kritis dalam menghadapi suatu infor dulu. ketika sudah memiliki asumsi maka saya kurang getol untuk klarifikasi asumsi dan validasi asumsi. Padahal kemandirian berfikir adalah kamu ammpu membuat suatu informasi dari informasi yang kamu dapat dengan validasi kebenaran dan value yang kamu punya. Bukan hanya proses menerima informasi lalu menelannya bulat-bulat. 

Memang manusia akan semakin spesifik untuk mandiri dan hal ini dimulai dari pembiasaan untuk mendiri dalam hal berfikir :")

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Kewarasan

Edisi Hari #1 Menoreh Pagi

Tentang Berkembang