Ikan dan Kail

Pernah dengar kata kata

"Jangan beri ikan, namun beri kailnya dan ajarkan cara memancing"

Yaaa mungkin ga dengar secara gamblang lah yaa dan mungkin kata katanya berbeda. Namun pasti deh pernah tau sekilas kalimat itu.

Kalimat itu menggambarkan soal kemandirian dan ajaran kemandirian dalam hidup. Biasanya sih terkait pendidikan bahwa pengajaran atas tools and process lebih ditekankan dibandingkan hanya memberikan hasil dan tinggal menikmati. People will learn more and can gain again in the future. Hal ini akan bersifat long term. Istilahnya maah yaah pahala jariyah deh ngajarin sesuatu.

Tapi, kita mungkin lupa bahwa manusia itu mahluk ekonomi. Bekerja dan berbuat atas dasar insecurities dan insentif. Dan insecurities serta insentif adalah manifestasi dari hilir atau produk hasil kan ya?

Hmm

Pertanyaan lain muncul, gak semua orang mau mendengarmu, melihat kailmu dan belajar cara memancing, terus piye?
Tendensi manusia mencari tau sendiri dan dengan egonya tidak mau dipandang rendah atau tidak mampu.

Terus bagaimana caranya dong biar manusia mau menerima kail dan pengajaran mencari ikan? Yaaa pilihannya ada 2, diberi tahukan bad things will happen if you are not doing this, membiarkannya merasakan hal buruk sampai akhirnya mau mengambil kail dan belajar atau memberikan yang enak?!

"Yaa gimana caranya mau pegang kail dan belajar mancing kalau ga tau rasa ikan bakar itu enak?!"

Memberitaukan sesuatu yang baik, kepuasan di akhir hingga rasanya seperti mencicipi dan penasaran lalu belajar how to get there dan mendapatkan hasil lalu puas dan ketagihan, dan itu akan repetitif.

Makin tinggi makin perih memang kadang proses belajarnya tapi well we know dan penuh keyakinan bahwa "ikan" yang didapat semakin besar. Kepuasan di akhir akan semakin nikmat rasanya.

Perusahaan kalau gatau dan ga kebayang nikmatnya punya aset, profit ga bakal buat target dan buat rencana jangka panjang dan segala strategi. Yaudah hidup jalan aja deh

Dan hal ini berlaku hampir disetiap lini kehidupan. Kita puas ketika bisa sabar, kita puas saat puasa, kita puas bisa sholat tahajud, kita puas saat akhirnya naik jabatan, kita puas saat  segala perih di proses kita terbayar. We expect we got the fish and we got it.

Tapi apa semua expectasi akan berujung membahagiakan? kalau di dunia oh belum tentu esmeralda. Expektasi tertinggi pada manusia adalah fana haha

The real fish what we are looking fo is heaven in hereafter right? Dan ya, Allah memahami bahwa manusia adalah makhluk ekonomi yang bergerak karena insecurities ataupun insentif. Thats why He mention about heaven and hell in Quran. Biar apa? Biar kita bisa ambil 'kail' dan 'belajar mancing'! Masya allaah memang deh Allah keren banget tau segala hal.

So

Selamat memancing segala kebahagiaan! Selamat mencari keseimbangan dunia akhirat!

Carilah negeri AKHERAT pada nikmat yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari dunia“. (QS. Al-Qosos: 77).

💚


"berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang lebarnya selebar langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Hadiid: 21)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjaga Kewarasan

Edisi Hari #1 Menoreh Pagi

Tentang Berkembang