Edisi Hari #1 Menoreh Pagi
Sendu fajar kembali menyapa insan-insan yang berusaha menghadapi kenyataan. Embun yang kembali mengalir tenang lagi dan lagi hingga membasuh debu yang masih mengendap dipermukaan. Selayaknya daun, hatipun sama. Kadang terlihat sehat namun ternyata cukup banyak debu-debu yang melekat tak kenal tempat. Hanya karena sebuah pengharapan atau sebuah ekspektasi bayangan. Maka akan kuingat sebuah nasihat sahabat “Ingatlah untuk menyiapkan ruang kekecewaan” Kekecewaan adalah bulir kecil dari sebuah kekesalan. Memang kecil namun sulit untuk dihapuskan. Selayaknya menyapu untuk noda kecil yang kadang tak terlihat namun bisa dirasa. Aku sudah berusaha menutupinya, aku tau. Aku anggap itu adalah sebuah arti memafkan. Ternyata belum, karna ketika kembali diungkit, aku kembali kecewa akan segala keputusan masa lalu. If i can change my past, i will change the choice. Namun kembali aku diingatkan Tuhan melalui tangannya yaitu kamu, bahwa sebesar dan sehebat apapun dirimu kamu tidak bisa me...